(un)Trapped


Tori () atau dalam Bahasa Indonesia berarti burung. Ya, seekor burung kecil, terbang bebas di langit luas, tanpa penghalang, tanpa beban, merasakan udara segar. Namun suatu hari, ia terjatuh dan terluka, sayapnya terluka dan begitu juga kakinya, hal itu tidak akan mampu membuatnya terbang seperti biasa. Ia tergeletak di tepi jalan tanpa ada yang memperhatikan. Berusaha sekuat tenaga untuk kembali ke dunianya, meskipun tidak akan pernah bisa karena sayapnya yang sekarang cacat.

Saat harapannya mulai punah, ia hampir saja berfikir untuk lebih baik mati dan meninggalkan dunia, sebelum akhirnya ada seorang pejalan kaki yang menemukannya. Diangkatnya si burung kecil, dengan raut wajahnya yang memperlihatkan ekspresi sedih, si burung kecil dibawa ke rumahnya. Diobatinya hingga ia bisa setidaknya mengepakkan sayapnya.

Setelah harapan si burung kecil itu mulai tumbuh, ketika dirinya mulai berfikir untuk tetap hidup, untuk berani menjalani hari-harinya, ia malah dikurung di dalam sebuah sangkar. Dengan kekecewaan yang mendalam, ia hanya bisa terdiam di sana, membayangkan bagaimana rasanya bisa terbang bebas, berkumpul dengan keluarga, teman-teman, menghirup udara segar seperti biasa.

Tanpa diberi kesempatan untuk keluar, kini hari-harinya telah berubah. Ia lebih sering berdiri, membayangkan asyiknya bisa terbang bebas. Banyak orang yang ingin menjadi seperti burung, terbang bebas tanpa terhalang. Kini, si burung kecil juga memiliki mimpi yang sama. Terbang bebas, hidup sesuai dengan keinginannya. Ironis.

Begitu pula aku, perempuan yang menyukai kebebasan, hidup dengan caraku sendiri, tanpa harus orang lain mencampuri kehidupanku. Aku masih ingin hidup sesuai dengan apa yang aku inginkan, karena ini kehidupanku. Terdengar agak egois, namun inilah caraku hidup.

Aku masih ingin banyak belajar, banyak melihat, banyak mendengar, banyak mengamati, dengan caraku sendiri.

"Aku tidak akan membiarkan orang lain yang memegang penaku saat aku sedang menuliskan kisah hidupku sendiri."

Komentar